RASA FKM 10 : Saat Sejarah Berbisik

 


PUISI/SAJAK

Saat Sejarah Berbisik
Oleh Izzah Khairunnisa


Di antara debu nisan dan halaman usang,
sejarah berbisik lirihlirih. 
Tentang mereka yang pernah menulis dunia, 
dengan darah, dengan doa, dengan luka.

Langkah masa lalu terulang samar, 
di jalan-jalan kota yang kini berkilau.
Suara-suara yang dulu dibungkam, 
menyelinap lewat angin, memanggil nama kita.

“Masihkah kau ingat?” katanya pelan,
ketika tanah ini bergetar oleh tekad. 
Dan bendera dijahit di bawah cahaya redup,
bukan demi pujian, tapi karena cinta?”

Namun waktu kerap tuli.
Kita menatap layar, bukan langit, 
menghafal tanggal, melupakan makna.
Pahlawan menjadi patung,
bukan pelajaran yang hidup di dada.

Sejarah terus berbisik,
kadang lewat batu, kadang lewat air mata:
“Jangan biarkan aku jadi arsip yang berdebu,
Sebab aku adalah akar dari arahmu.”

Dan dalam sunyi, kita mendengar, 
bukan sekadar bisik. 
Melainkan panggilan untuk mengingat, 
bahwa masa depan pun akan menjadi masa lalu, 
yang menanti untuk dikenang dengan benar.


QUOTES


Oleh Dina Aulya Putri

“Saat sejarah berbisik, aku mendengar suara kisah tentang kita, dua jiwa yang pernah bersama di masa lalu. Namun, ditakdirkan belajar arti kehilangan saat ini.”



Post a Comment

Lebih baru Lebih lama