RASA FKM 4 : Serpihan Kenangan di Ujung Perpisahan

PUISI

Oleh : Salsa Nadita

Tak terasa,

Langkah kaki telah tiba di ujung jurang.

Angin mendorong tubuh lebih jauh,

Menyisakan debu untuk ditinggal.

Tak terasa,

Waktu telah membawa kita pergi.

Menuju surga kita masing-masing,

Menelusuri mimpi baru untuk dijajah.

Kini tiga tahun telah berlalu,

Ke mana semua kenangan?

Bagai sihir jahat,

Hilang di ujung perpisahan.

Oleh : Cindy Putri Maharani

He said, “The moon is beautiful, isn’t it?”

But all I replied was, “The moon is beautiful, it is, but.. the sunset is more beautiful, isn’t it?”

Pada akhirnya, memang tak ada yang abadi seperti yang dijanjikan senja dulu.

Dan bulan,

Bulan akan tetap ada, walau sering tak nyata tanpa cahaya.

Lantas, apa yang ditunggu dari senja yang datang dan pergi sesuka hati?

Bukankah lebih baik sang bulan duduk bersama bintang menunggu pagi?

Biarlah senja bersimbah darah dengan sendiri.

Kalau langit masih berbaik hati, kita bertemu di ujung laut dengan riang hati.

Oleh : Cindy Putri Maharani

“Terimakasih untuk semua hibur yang hadir,

Meski resah gelisah tak jua pindah.

Kini biarlah rindu tetap di dalam tandu,

Biarlah aku, mengenang mu dalam kenangan semu.”