BERITA : Sebanyak 33 Kasus Monkeypox Terjadi di Indonesia

Peneliti dan ahli kesehatan tengah menyelidiki Mpox, penyakit yang telah mengenai 33 individu di Indonesia. Kasus konfirmasi Mpox di Indonesia hingga 26 oktober 2023 ditemukan sebanyak 33 kasus. 

Ilustrasi Cacar Monyet/Mpox (Foto : radarcirebon.com)


Karakteristik dari 33 kasus konfirmasi tersebut adalah laki-laki yang tertular melalui perilaku sexs berisiko, dengan rincian 64% berusia 25-29 tahun dan 36% diantaranya berusia 30-39 tahun. Keberadaan MPOX memunculkan kekhawatiran serius akan kesehatan masyarakat. Pemerintah dan tim medis mencari jawaban tentang sumber, penyebaran, dan dampak potensial penyakit ini.


Monkeypox (Mpox) merupakan penyakit menular dari hewan (zoonosis) yang disebabkan oleh Monkeypox Virus (MPXV) dan dikategorikan penyakit re-emerging diseases Mpox pada hewan (monyet), ditemukan tahun 1958 di Denmark. Kasus pertama kali pada manusia ditemukan di Kongo (Democratic Republic of Congo) pada tahun 1970, kemudian menyebar di Afrika Tengah dan Afrika Barat.


Mpox dapat ditularkan dari binatang terinfeksi atau dari manusia ke manusia. Penularan dari hewan dapat terjadi secara langsung melalui gigitan, cakaran atau kontak langsung dengan hewan terinfeksi. Penularan tidak secara langsung dapat terjadi saat mengolah daging hewan atau menyentuh benda yang terkontaminasi. Sedangkan penularan dari manusia ke manusia dapat terjadi melalui droplet pernafasan saat beinteraksi langsung, kontak langsung dengan cairan tubuh pasien terinfeksi (lesi), menyentuh barang yang terkontaminasi, dan dari ibu hamil kepada janinnya. Orang yang berisiko tinggi tertular, yakni orang atau keluarga dekat, tenaga kesehatan yang merawat, ataupun orang yang berinteraksi dengan pasien.


Dengan masa inkubasi, umumnya 6 – 13 hari (rata-rata 5 – 21), akan muncul gejala demam, sakit kepala, sakit otot, nyeri bagian belakang tubuh, lemah tidak bertenaga dan bengkak kelenjar getah bening. Gejala khas Mpox adalah munculnya rash atau ruam pada wajah, kemudian pada seluruh tubuh. Yang perlu diwaspadai pada infeksi Mpox adalah kemungkinan terjadinya infeksi sekunder, enchepalitis, pneumonia, sepsis dan infeksi pada kornea serta terjadinya penurunan kekebalan pada anak. 


Setelah muncul gejala, diketahui riwayat aktifitas dan faktor risikonya dapat dilakukan pemeriksaan untuk memastikan infeksi Mpox dengan pemeriksaan RT-PCR dari cairan yang berasal dari luka atau lesi. Dapat dilakukan juga pemeriksaan dengan menggunakan tes antibodi.


Dalam sebulan terakhir, pasien cacar monyet atau Mpox di Indonesia meningkat pesat. Saat ini, telah terkonfirmasi sebanyak 33 kasus yang tersebar di beberapa wilayah, yakni DKI Jakarta, Tangerang, Tangerang Selatan, Bandung hingga Bekasi. Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan RI dr Maxi Rein Rondonuwu menyebut seluruh pasien masih terus dipantau dengan proses isolasi ketat di rumah sakit meskipun bergejala ringan.


"Total sampai pagi hari ini konfirmasi 33 kasus, sembuh 3 orang, suspek 14 kasus, dan discarded 78 orang," konfirmasi dr. Maxi, saat dihubungi oleh pers Jumat (3/11/2023). 

"Tambahan wilayah lain ada satu dari Kota Bekasi," tambahnya.


Satu kasus terbaru di Kota Bekasi masih berasal dari kelompok rentan di usia 25-39 

tahun. Belum diketahui pasti bagaimana gejala awal yang dikeluhkan, tetapi pasien merupakan hasil surveilans dan kontak erat dari sumber penularan yang sama, yakni aktivitas seks.


Tatalaksana atau penanganan orang yang positif Mpox, yakni dilakukan perawatan di fasilitas pelayanan kesehatan untuk diberikan perawatan suportif. Mencegah dan melakukan tatalaksana, jika terjadi infeksi sekunder atau komplikasi.

Pencegahan penularan Mpox dengan menumbuhkan kesadaran pada masyarakat untuk waspada penularan. Dilakukan surveilans secara terstruktur, isolasi bagi penderita dan telusur kontak (contact tracing) untuk mencegah perluasan kasus infeksi. Dilakukan perawatan bagi yang terinfeksi dan pengambilan spesimen untuk memastikan terjadinya infeksi, jika memungkinkan dilakukan vaksinasi.


Di tengah merebaknya kasus Mpox, ahli epidemiologi Dicky Budiman dari Universitas Griffith Australia khawatir jika virus sudah menyebar lebih luas tanpa disadari. Hal ini dikarenakan transmisi banyak terjadi di kelompok rentan yang kerap takut mendapatkan diskriminasi jika berinisiatif mendatangi fasilitas kesehatan.


"Ini bukan hal yang mengagetkan dan juga semakin menguatkan, bahwa kecenderungan penyakit Mpox ini akan jadi epidemi, bukan pandemi ya. Tapi, yang akan menyebar secara silent (diam-diam) kecenderungannya," beber Dicky kepada pers, Rabu (18/10/2023).


Dicky pun mengimbau agar pemerintah menggencarkan vaksinasi Mpox khususnya 

untuk kelompok rentan. Pasalnya, kelompok rentan lain, seperti ibu hamil dan anak-anak juga berisiko terpapar, jika sudah tertular case fatality rate kemudian meningkat di dua kelompok tersebut.


Pemerintah Indonesia diharapkan merespons cepat dengan menggelar pertemuan darurat untuk membahas langkah-langkah penanganan dan pencegahan. Masyarakat diimbau untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap gejala yang mungkin terkait dengan MPOX. Jika menemukan kasus serupa, harap segera sampaikan kepada petugas kesehatan terdekat atau ke puskesmas terdekat untuk dilakukan pemeriksaan.


Najwa Hilal Ikrami

Magang Divisi Kestari

UKPM Pena KM FKM Unand


Post a Comment

Lebih baru Lebih lama