RASA 13 FKM

 

 

“Terkadang, di saat kehidupan indah ini membuatmu senang tanpa beban, di sanalah engkau kian tenggelam dalam kenikmatan.”

-Adante-

 

Untuk setiap kehilangan, mungkin ada baiknya diberi ruang untuk diisi dengan hal baru. Bahwa yang terbit akan tenggelam, yang pasang akan surut kembali. Meskipun tidak seutuhnya begitu, sebab segala sesuatu yang telah pergi meskipun pulang kembali dan ada ganti, yakinlah tidak akan persis sama lagi.

-Nola Vita Sari-

 

Tenggelam

Oleh : Rezky Fauzan

 

Kepak sayap terhenti

Terjun ke dasar bumi

Tak ada batas kan dilewati

Batuan kasar menanti

 

Diri itu tenggelam

Tanpa ada yang menggenggam

Jauh sekali ke dalam

Hingga tak terbayang rambut legam

 

Menyusur ke dasar lautan

Hati yang kelam tempat terhenti

Apa yang dapat dilakukan badan

Dikala mata tak tampak lagi

___

Isi Hatiku

Oleh : Yolla Dwi Fitri

 

Ini adalah wujud keputusasaanku

Pekat menyeruak kalbu

Bimbang akan waktu

Dan langkah-langkah yang meragu

 

Aku menuliskan ini untukmu

Karena tak ada lagi kuasaku

Bersebab sudah tenggelam dalam asamu

Menganggapmu milikku

 

Bisakah kau beritahu aku?

Korelasi bumi yang bagaimana itu?

Frasa yang seperti apakah itu?

Abstrak, berani, seperti halnya kamu

 

Ini adalah wujud keputusasaanku

Tenggelam, larut, bersamamu

Enggankah kamu terus begitu?

Ladeni tebak-tebakan hujan bersamaku?

___

Tenggelam

Oleh : Full Sun

 

Dalam hati nan seluas samudra, perasaan ini selalu tersandera

Kadang nurani berani ‘tuk memberontak, tetapi dunia selalu mengelak

Membatasi harapan yang terbelenggu oleh egois sang penguasa nan membara

Tersulut oleh kepuasan yang hanya diinginkan hanya ‘tuk dirinya mutlak

 

Dalam pikiran yang tak berujung, kiranya diri ini semakin kalut

Kadang pikiran ingin terus membentak, tetapi semesta selalu menolak

Mencegat kebebasan yang tercekat oleh acuh sang penguasa yang absolut

Tiada menoleh ‘tuk melihat, mendengar, merasakan problema yang beranak-pinak

 

Ramai makhluk terbelenggu oleh buta, tuli, dan mati rasa yang tiada akhiran

Sungguhlah kehidupan dilihat pulut, ditanak berderai

Nampaknya saja subur, tetapi dalamnya mengabur dan semakin luntur

Hanyut dengan segala kepahitan, tenggelam oleh terjangan keserakahan

___

 

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama