TEMA : MEMULAI KEMBALI
Apa
yang salah dengan kata “memulai kembali”?
Tidak
ada yang salah dengan kata itu,
Manusia
diberikan kesempatan kedua untuk memulai kembali
Bukan
untuk mengulangi kesalahan yang sama,
Tetapi
memperbaiki kesalahan yang lama agar tidak terulang.
-Inda Putri Yani-
Orang hebat sekali pun
tercipta dari berbagai kegagalan. Lantas alasan apalagi untuk tidak memulai
kembali?
-Adisty
Fadhilah Pohan-
---------
Kita Mulai Lagi, ya?
Oleh : Putri Aulia
Azzahra
Tepat
satu tahun yang lalu
Rasa
takut dan gelisah menjadi satu
Ada
yang ingin ia gapai, katanya
Karena
ia sudah tertampar dengan omongan manusia
Bukan,
bukan karena ia tak melakukan apa-apa
Justru
manusia yang dibuatnya geleng-geleng kepala
Ini
ambisiku, katanya
Namun,
semesta kadang tidak mengamini apa yang kita tuliskan
Ada
saja yang membuat kita merasa terjebak di palung dunia
Sampai
akhirnya ia berfikir “Dunia tidak sekejam itu kok”
Karena
apapun yang ia terima akan menjadi buah manis jika ia bersungguh-sungguh
menjalaninya
Tak
apa
Tidak
berjodoh bukan berarti kita harus berhenti, bukan?
Mulai
saja dengan langkah kecil walau tak pernah direncanakan
Mulai
saja dengan pikiran yang tidak perlu dilebih-lebihkan
Bagaimana?
Kita mulai lagi, ya?
--------
Sebuah Imitasi
(Memulai Kembali Tanpa Tiruan)
Oleh : Rezky Fauzan
Terkadang kita
harus berlagak seperti orang lain agar dianggap sama dan bahkan tanpa sadar
kita mencoba menjadi dirinya. Tapi tahukah kau? Kau mencoba memanipulsi otak
dan hatimu sendiri, seharusnya kau bisa tertawa lepas, tapi tawamu tertahan
egomu. Apa kau tak tahu? Kau telah dikekang oleh sikap buruk, ya dia egomu
sendiri! Hal yang terkadang kau pentingkan menjadi membosankan di matamu bisa
jadi itu adalah kelakuan egomu.
Bahkan seorang
yang mahir pun dapat melakukan kesalahan karena egonya, tapi orang yang jenius
akan mencoba kesempatan berikutnya dengan segala rasa, kecuali egonya. Dan tak
jarang seorang yang jenius menuai hasil setelahnya. Dan tahukah kau? Orang
jenius tak pernah melakukan sesuatu dengan suruhan tapi melakukannya dengan
rasa ingin tahu dan ketelitian. Tidakkah kau bisa berbuat sama? Jika kau
berbuat seperti itu orang tak akan menganggapmu imitator, melainkan ilmuwan
baru. Tak peduli seperti apa hasil yang kau temukan, tapi kau berhasil mengalahkan
ego untuk tidak meniru sesuatu itu.
Perlukah? Jika
aku bisa menjawabnya sekarang tanpa berpikir aku akan menjawab “ya”. Kau perlu
melakukan sesuatu tanpa meniru orang lain. Jika kau tetap menirunya, ketahuilah
kau tengah menggenggam asa yang dirimu sendiri tak ketahui dan aku percaya
sebaik apapun hasilnya pasti itu tak lebih baik dengan usahamu sendiri.
Kata “imitasi”
tak semudah itu diungkapkan. Jika melakukannya demi kebaikan dirimu dan
khalayak tanpa membodohimu, kita bisa percaya kau tengah belajar. Namun, jika
kau melakukannya dengan alasan ingin berbuat lebih maka kau tengah celaka. Dan
selalu percaya bahwa dirimu mampu. Lihatkan senyummu! Ayo bangkit dan memulai
kembali.
Posting Komentar