Belakangan ini, media sosial ramai dengan kabar duka tentang seorang mahasiswa yang meninggal karena asam lambung. Padahal, semua bermula dari kebiasaan “sepele”, yaitu lupa makan. Katanya sih, karena terlalu sibuk kuliah, rapat organisasi dan ngerjain tugas sampai nggak sempat isi perut. Kedengarannya familiar, ya? Banyak dari kita mungkin pernah mengalami hal yang sama dan menganggap “ah, nanti juga makan” itu hal biasa. Padahal, tubuh punya batasnya sendiri. Kalau terus dipaksa tanpa asupan, bisa jadi justru tubuh kita yang menyerah duluan. Yuk, sadarkan diri kalau jaga lambung itu bukan cuma soal makan tepat waktu, tapi juga cara sederhana untuk jaga hidup kita sendiri.
Penyakit asam lambung atau gastritis adalah peradangan pada dinding lambung yang menyebabkan rasa perih, mual, atau kembung, dan dapat memburuk jika tidak ditangani. Kondisi ini sering dipicu oleh kebiasaan terlambat makan, stres, konsumsi kopi berlebihan, serta makanan pedas atau asam yang mengiritasi lambung. Jika terus dibiarkan, gastritis bisa menjadi kronis dan menimbulkan komplikasi serius seperti tukak lambung, perdarahan, hingga kanker. Gejalanya meliputi nyeri di ulu hati, mual, muntah, perut kembung, cepat kenyang, hingga tinja hitam atau muntah darah. Oleh karena itu, penting mengenal sinyal dari tubuh sejak awal supaya penanganan bisa dilakukan tepat waktu dan proses pemulihan menjadi lebih singkat.
Di tengah kesibukan kuliah, organisasi, dan tumpukan tugas, banyak mahasiswa yang tanpa sadar menomorsatukan produktivitas dan melupakan kesehatan diri. Kita sering bangga bisa begadang demi tugas, menahan lapar demi rapat, atau mengganti makan dengan secangkir kopi. Padahal, di balik semua itu, lambung sedang berjuang keras menahan perih akibat pola hidup yang tidak teratur. Penelitian di STIKes Santa Elisabeth menunjukkan bahwa mahasiswa merupakan kelompok yang rentan mengalami gastritis akibat kebiasaan makan tidak teratur dan konsumsi makanan pedas atau asam secara berlebihan. Edukasi kesehatan terbukti mampu meningkatkan kesadaran mahasiswa, namun tanpa tindakan nyata, kesadaran itu akan sia-sia.
“Lupa makan bukan tanda sibuk, tapi tanda kamu sedang mengabaikan tubuhmu.” Kalimat sederhana ini seharusnya menjadi pengingat bahwa tubuh kita bukan mesin yang bisa terus dipaksa bekerja. Banyak kasus nyata menunjukkan bagaimana gangguan lambung yang dianggap sepele justru berujung fatal. Menjaga lambung berarti menjaga semangat, menjaga hidup, dan menjaga masa depan. Peduli pada diri sendiri bukanlah bentuk egois, melainkan wujud tanggung jawab terhadap tubuh yang setiap hari mendukung kita berjuang. Karena sejatinya, produktivitas sejati lahir dari tubuh yang sehat dan dirawat dengan penuh kesadaran.
Menjaga kesehatan lambung penting banget, apalagi buat mahasiswa yang sering sibuk kuliah, rapat organisasi, atau ngerjain tugas sampai lupa makan. Penyakit asam lambung atau gastritis sering muncul karena pola makan yang berantakan, sering telat makan, atau terlalu banyak minum kopi dan makan pedas. Padahal, hal ini bisa dicegah dengan cara sederhana seperti makan teratur, jangan makan sebelum tidur, dan jaga berat badan tetap ideal. Lebih baik makan sedikit tapi sering biar lambung nggak kerja terlalu berat. Selain itu, stres juga bisa bikin asam lambung naik, jadi penting banget buat menyeimbangkan antara aktivitas dan istirahat.
Banyak penelitian juga menunjukan kalau gaya hidup sehat bisa bantu mencegah dan mengurangi gejala gastritis. Tidur cukup, tidak merokok, dan nyiapin camilan sehat kayak roti gandum atau buah non-asam bisa jadi langkah kecil yang berdampak besar. Ingat, produktif bukan berarti harus mengorbankan kesehatan. Yuk, mulai dari kebiasaan kecil yang baik, misalnya makan di jam yang teratur, kurangi asupan kafein dan kelola stresmu biar badan tetap prima. Ingat ya, menjaga lambung sama saja dengan menjaga semangat hidupmu. Boleh saja sibuk, tapi jangan sampai lupa makan, ya!
Sumber:
https://www.alodokter.com/gastritis
https://tangsel.jawapos.com/lifestyle/2505325646/mengenal-gerd-mulai-dari-gejala-faktor-risiko-pengobatan-pencegahan-dan-bedanya-dengan-maag?page=2&utm
Mata Kuliah : Komunikasi Kesehatan
Dosen Pengampu : Kamal Kasra, M.QIH, Ph.D
Kelas/Kelompok : A4/Kelompok 5
Anggota Kelompok :
Agis Tiara Wahyuni (2511212018)
Anggun Novita (2511212020)
Dharma Apriyanti Siregar (2511213008)
Nur Shintiya Putri Setiawan (2511213063)
Rifa Rasyiqah Husna (2511213078)
Sasi Ramadhaningsih Andrya Putri (2511212060)
Syariva Adela (2511213002)
Tria Luthfia (2511211028)
Posting Komentar