[ BERITA ] Carut-Marut UNAND Empat Bulan Pertama 2025: Kampus Tak Aman, Dana Tak Jelas, Mahasiswa UNAND Turun ke Jalan


Padang, Rabu (30/4/2025) – Mahasiswa dari berbagai fakultas di Universitas Andalas menggelar aksi demonstrasi di depan Gedung Rektorat Universitas Andalas. Aksi ini merupakan respons terhadap berbagai polemik yang terjadi selama empat bulan pertama tahun 2025.


Aksi di mulai dari kawasan Pusat Kegiatan Mahasiswa (PKM), lalu berjalan menuju Masjid Nurul Ilmi untuk menunaikan salat Asar berjemaah. Usai ibadah, pada pukul 16.20 WIB, mereka melanjutkan aksi menuju Gedung Rektorat untuk menyuarakan aspirasi.


Salah satu peserta aksi, Agung Kurnia Moses, perwakilan mahasiswa FKM Universitas Andalas, menyampaikan sejumlah keluhan. “Banyak sekali kejadian-kejadian yang tidak masuk akal bagi mahasiswa, seperti yang mungkin teman-teman tahu, pihak rektorat meminta mahasiswa memberikan dana wakaf dengan minimal Rp100.000,00. Padahal, wakaf adalah bentuk ibadah yang sifatnya sukarela dan didasarkan pada keikhlasan,” ujarnya. 




Agung juga menyoroti masalah keamanan kampus yang dinilai lemah, dengan maraknya kasus pencurian motor dan helm meski kampus memiliki satuan pengamanan (satpam). Ia juga mengkritik kebijakan efisiensi anggaran yang disebut berdampak pada pendanaan organisasi mahasiswa, seperti kegiatan Bakti Unand dan bakti fakultas yang turut terdampak.


“Kampus di luar Limau Manis seperti Dharmasraya dan Payakumbuh juga mendapatkan fasilitas yang tidak setara, padahal UKT yang dibayarkan sama. Kami juga belum melihat transparansi terkait kasus dugaan korupsi dana kemahasiswaan yang sudah disuarakan sejak tahun lalu,” tambahnya.



Menteri Kebijakan Kampus, Ardian Okta Sya’Bani, menyatakan bahwa aksi ini merupakan bentuk kekecewaan atas minimnya transparansi dan perhatian pimpinan kampus. “Banyak persoalan yang terjadi, mulai dari kebijakan sumbangan wajib yang tidak transparan, tidak adanya langkah konkret dalam penyelesaian kasus korupsi, hingga lemahnya jaminan keamanan dan kenyamanan kampus.” ungkap Ardian.


Hingga aksi berakhir pada pukul 18.40 WIB, tidak satu pun pejabat universitas yang hadir menemui mahasiswa. Ardian juga menambahkan bahwa ketidakhadiran pihak kampus mencerminkan lemahnya kepedulian terhadap keresahan mahasiswa. “Jika tidak ada itikad baik dari pimpinan untuk menjawab tuntutan kami, kami akan kembali dan ‘menghijaukan’ rektorat dengan aksi lanjutan,” tegasnya.


Ia juga menyampaikan harapan sekaligus kekecewaanannya kepada pihak kampus, “Harapan kami sebenarnya adalah dari pimpinan sendiri menemui masa aksi, mendengarkan keluhan kita, dan meraskan aspirasi-aspirasi yang ada di Universitas Andalas. Akan tetapi, tidak adanya dari pimpinan ataupun jajaran menemui masa aksi, maka kami cukup kecewa dan mengencam akan ketidakhadiran dari pimpinan itu sendiri,” tambah Ardian. 


Meski belum mendapat respons dari pihak kampus, para mahasiswa menegaskan komitmennya untuk terus mengawal, menuntut transparansi, dan melawan segala bentuk ketidakadilan di kampus. 


Suara mahasiswa hari ini bukan sekadar teriakan, melainkan komitmen nyata untuk mewujudkan kampus yang lebih terbuka, adil, dan berpihak pada kepentingan bersama.


Post a Comment

Lebih baru Lebih lama