RASA 11: Suara Tak Terdengar

 

Puisi/Sajak

Luka yang Tak Terucap
Oleh Laras Rasi Alviona

Dalam gelap malam, bisikan terpendam
Kejahatan bersembunyi, di balik senyuman
Sebuah suara, lembut namun teredam
Menyimpan luka, tak terucapkan dalam

Di sudut sepi, harapan terenggut
Kehidupan yang seharusnya ceria, kini runtuh
Rasa takut membungkam, jiwa terikat
Dalam bayang-bayang, keadilan terabaikan

Kita mendengar jeritan tanpa suara
Kisah-kisah pahit yang tak pernah sirna
Perempuan dan anak, korban tak berdaya
Mereka butuh pelindung, bukan hanya kata-kata

Mari kita bangkit, suarakan kebenaran
Hapuskan stigma, berikan dukungan
Setiap luka adalah cerita yang harus didengar
Bersama kita bisa mengembalikan suara yang hilang

Dengan keberanian, kita melangkah maju
Menciptakan dunia yang aman dan baru
Dimana setiap jiwa dapat berbicara bebas
Dan kejahatan seksual tak lagi menjadi beban berat

Suara yang hilang kini bersatu kembali
Dalam perjuangan untuk keadilan abadi
Tak ada lagi ketakutan dalam hati
Hanya harapan dan cinta yang akan bersinar lagi


Dalam Senyap
Oleh Laras Rasi Alviona

Dalam senyap malam yang kelam
Terdengar bisikan angin lembut, kata-kata terpendam di dalam hati
Tak terucap, tak terungkap
Gemuruh rasa membara
Namun lidah terikat
Seperti lagu yang tak pernah dinyanyikan, Hanya bergema dalam ruang jiwa
Cahaya bintang menari-nari
Menggenggam harapan yang tak terlihat
Suara-suara tak terdengar
Menyelimuti segenap relung kesunyian


Senandika

Oleh Gita Anggraini

Dalam heningnya malam, Aku berdiri sendiri di tepi jendela, menatap langit yang dipenuhi bintang. Kenapa hatiku terasa begitu berat? Bukankah ini seharusnya menjadi saat yang penuh harapan? Namun, bayang-bayang masa lalu terus menghantui, mengingatkan bahwa setiap langkah yang kuambil tak pernah sepenuhnya bebas dari penyesalan. Apakah Aku cukup berani untuk meninggalkan semua rasa sakit ini? Atau akankah Aku terjebak selamanya dalam jerat pikiranku sendiri?


Di tengah keramaian, Aku merasakan kesunyian yang mendalam. Semua orang tertawa, berbagi cerita, tetapi di dalam diriku, ada kekosongan yang tak terisi. Apakah mereka benar-benar mengerti perjuanganku? Atau mereka hanya melihat kulit luarku tanpa tahu apa yang sebenarnya terjadi di dalam? Setiap senyuman yang kuberikan adalah sebuah topeng, melindungi kerentanan yang kutakuti untuk ditunjukkan. Tidakkah ada tempat di dunia ini di mana Aku bisa menjadi diriku sendiri, tanpa rasa takut akan penilaian?


Quotes

Oleh Melda Gusmawati

"Perkenalkan, aku adalah mantra dari banyaknya luka yang tidak sekedar singgah, tetapi sengaja dibiarkan bersemai dengan air mata. Tidak ada waktu untuk membuat tawa atau sekadar senyum bebas yang berani menyapa. Tulisanku bukanlah puisi ataupun syair penuh romansa, melainkan ialah kekuatan magis yang berasal dari suara yang tidak pernah didengarkan, yang bisa menyembuhkan luka atau malah mendatangkan celaka bagi mereka yang menaruh luka."
 
"Terluka, tetapi memilih diam memendam rasa dibandingkan bersuara tetapi tak didengar. Banyak kata untuk diperbincangkan pada dunia, hingga dipeluk oleh luka dan dikuatkan oleh rasa sabar."




Post a Comment

Lebih baru Lebih lama