BERITA : Melalui Rembuk Stunting, Mahasiswa KKN Unand Nagari Suliki 2023 Berkomitmen Perangi Stunting di Nagari Suliki 2023

Stunting adalah kondisi gagal tumbuh dan berkembang yang terjadi pada balita. Parameter yang biasa digunakan untuk mengkategorikan kondisi stunting pada anak ialah BB/U, TB/U, dan BB/TB. Anak dengan kondisi stunting memiliki berat dan tinggi badan yang tidak sesuai dengan anak seusianya. Hal ini terjadi akibat beberapa faktor determinan umum, diantaranya asupan gizi tidak adekuat, riwayat penyakit infeksi pada balita, serta riwayat KEK dan anemia pada ibu hamil.


Nagari Suliki, Kecamatan Suliki, Kabupaten 50 Kota ialah salah satu nagari yang masih berjuang memerangi stunting. Tercatat pada penimbangan massal di bulan Februari 2023, setidaknya terdapat 20 anak stunting yang tersebar di beberapa jorong. Prevalensi terbesar terjadi di Jorong Soriak dengan 6 jumlah kasus. Karakteristik wilayah Jorong Soriak yang jauh dari pusat nagari menjadi salah satu faktor susahnya akses makanan dan fasilitas kesehatan yang memadai.


Stunting di Nagari Suliki mengalami peningkatan yang signifikan dari penimbangan tahun sebelumnya, hal ini mengindikasikan perlunya perhatian khusus dan ekstra untuk mencegah peningkatan kasus di tahun selanjutnya. Dalam memetakan tindakan pencegahan dan penatalaksanaan anak stunting di Nagari Suliki. Pemerintah nagari bersama dengan kader pembangunan manusia, ahli gizi puskesmas, kader posyandu dan perangkat lainnya melaksanakan diskusi intensif melalui kegiatan rembuk stunting di gedung UDKP Nagari Suliki pada hari Kamis, (13/07). Rembuk ini ditujukan untuk mengulas kasus stunting di Nagari Suliki beserta determinannya, kemudian dilakukan diskusi terbuka, dan perancangan program spesifik, serta sensitif pencegahan stunting.


Determinan pokok masalah stunting di Nagari Suliki, meliputi kurangnya akses pada fasilitas kesehatan dengan tidak adanya kartu jaminan kesehatan pada ibu hamil dan balita, kurangnya akses terhadap air bersih dan jamban sehat yang menjadi masalah umum, hal tersebut juga kerap kali dilaporkan oleh masyarakat. Kemudian, tercatat lebih dari 50% kasus anak stunting berasal dari keluarga yang tidak memiliki akses air bersih dan jamban sehat. Faktor lain adalah kurangnya pengetahuan dan pemahaman mengenai gizi seimbang pada keluarga, dikarenakan minimnya informasi akibat rendahnya daya akses internet di beberapa Jorong di Kenagarian Suliki.


Gambar 1. Rezky Fauzan, Mahasiswa Jurusan Gizi KKN PPM Nagari Suliki Universitas Andalas


Rembuk Stunting berlangsung dengan penyampaian beberapa masukan ataupun usulan program, serta evaluasi program berjalan dan program yang sudah rampung. Mahasiswa KKN Unand Nagari Suliki yang tergabung dalam Tim Program 1 “Pencegahan Stunting” ikut serta memberikan rancangan program guna tindakan pencegahan dini kejadian stunting. Tim Program 1, terdiri dari mahasiswa lintas keilmuan dari Jurusan Gizi (Fakultas Kesehatan Masyarakat), Jurusan Pendidikan Dokter dan Psikologi (Fakultas Kedokteran), Jurusan Pendidikan Dokter Gigi (Fakultas Kedokteran Gigi), dan Jurusan Ilmu Keperawatan (Fakultas Keperawatan). Ragam usulan program tersebut, diantaranya pelaksanaan kegiatan edukasi dan sosialisasi yang menyasar calon pengantin, calon ibu, dan wanita usia subur. Program dicanangkan dalam menyiapkan calon ibu yang memiliki kondisi fisik sehat dan siap untuk menjalani kehamilan, kegiatan, serta menitikberatkan pada screening gizi pada calon ibu untuk meminimalisir ibu hamil KEK dan anemia. 


Program unggulan yang diusulkan dan mendapat respon positif ialah pencanangan gerakan "Satu Hari Satu Telur dan Tempe". Ide program ini muncul akibat kurangnya konsumsi protein hewani dan nabati di Kenagarian Suliki yang dipandang memainkan peran besar dalam kejadian stunting. Diharapkan gerakan ini akan menjadi kebiasaan sehingga tertanam pada setiap keluarga demi mencegah terjadinya stunting dan mempercepat penurunan stunting di nagari suliki. Tidak hanya itu, program rembuk stunting juga menjadi wadah bagi setiap pemegang kebijakan untuk 'menelurkan' program baru secara kolektif dan tepat sasaran.


Harapannya dengan keberadaan mahasiswa KKN PPM Universitas Andalas di Nagari Suliki serta kolaborasi berbagai pihak di Nagari Suliki dapat memetakan permasalahan dan determinan stunting. Hingga 'menelurkan' kebijakan baru guna mencegah dan mempercepat penurunan angka stunting.


Gambar 2. Tim Program 1 KKN Nagari Suliki dengan Pemangku Kebijakan Nagari Suliki



Rezky Fauzan

Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Andalas


Post a Comment

Lebih baru Lebih lama