Tema:
Nusantara dan Pancasila
PUISI
Tentang
Janji Nusantara, Pancasila
Oleh:
Alfarel Huzri
Tanah yang kupijak saat ini ternyata dipuja oleh banyak
orang
Kata mereka, dia kaya akan budaya
Semuanya juga setuju kalau dia adalah tanah seribu
keberagaman
Iya, aku sedang bicara soal Indonesia
Begitu indah ya, hidup dalam kesatuan
Hangat, tentram dan juga aman
Aku, kamu, mereka, kita semua beda
Tapi izinkan aku memanggil kalian semua dengan
Nusantara
Pancasila seakan mengikat janji
Janji kita untuk hidup dalam persatuan hingga nanti
Pancasila juga seakan menjadi saksi
Saksi bahwa nusantara ini dipenuhi dengan orang berjiwa
budi dan luhur
Jika nanti ada celah untuk berpecah
Tolong ingat lagi janji ini
Tolong hayati lagi Pancasila yang lima
Dan untuk terakhir kalinya, jangan sampai kita
berseteru
Diam dengan ego masing masing dan berujung pilu
Tolong ingat lagi ya, ini Indonesia, tanah surga yang
harus kita jaga
Pusaka
Pejuang
Oleh:
Fitri Dini Aulia Sari
Pandang
menyisir ribuan langit
Derap
kaki tak pernah berhenti
Masih
saja kutemui
Tersebar
luas pusaka pejuang
Begitu
elok tak terelakkan
Berangkai-rangkai
dipadu lautan
Menuai
kagum penuh keunikan
Kami
anak Ibu Pertiwi
Membaur
dalam persaudaraan
Kaya
akan perbedaan
Ragam
lukisan budaya, bahasa dan apapun jua
Kilau
setiap belahan bumi Nusantara
Bersinergi wujudkan
bangsa tiada tara.
Dimana
Pancasila ?
Oleh:
Shinta Bella
Katanya
Indonesia negara demokrasi
Menjunjung
tinggi nilai tolerasi
Sikap
saling menghargai dan menghormati
Demi
memajukan bumi pertiwi
Namun,
apa yang terjadi sekarang ini?
Saat
mereka lebih mementingkan kepentingan pribadi
Diatas
kepentingan bangsa sendiri
Pemerintah
yang birokrasi
Bersorak
sana-sini
Hingga
lupa janji kepada negeri
Tepat
hari ini, di tanggal 1 juni
Dasar
negara Indonesia telah terpatri
Namun
apakah kita hanya sekedar memperingati?
Tanpa
implementasi, kata “Pancasila” tak akan mempunyai arti
Senandika
Katanya,
Pancasila itu pilar ideologis negara Indonesia. Pancasila itu, katanya adalah
dasar negara Indonesia. Pancasila katanya digunakan untuk mengatur segala
tatanan kehidupan bangsa Indonesia, juga mengatur penyelenggaraan negara. Tapi
apakah keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia itu ada? Kenapa yang terlihat
di mataku hanya hukum yang tajam ke bawah, namun tumpul ke atas? Kenapa yang
terdengar olehku hanya tentang rakyat kecil yang bersusah payah memperjuangkan
haknya? Selama ini dari apa yang kulihat, titik puncak adil itu masih tak
kunjung tercapai. Entahlah, apa Indonesia memang menjunjung tinggi
Pancasila-nya? Atau ideologi agung itu hanya pajangan semata?
-Fitri Aidina Ilhamy-
Quotes
“Refleksikan
nilai luhur kehidupan Pancasila dalam kehidupan demi Indonesia yang lebih baik.
Hanya mereka yang tidak ingin bangsa ini maju yang selalu memainkan dendam masa
lalu. Bangkitkan keberanianmu, kobarkan semangatmu. Jangan lupakan sejarah,
kita perkokoh kesatuan dan persatuan”
-Annisa-
Cerpen
Kerupuk
Kenangan
Oleh Zerly Affi Walti
Jakarta, 17 Agustus 2022.
Pagi ramai, semangat membara.
Terlihat banyak pemuda berkumpul disana, menyiapkan lomba-lomba yang akan
dilaksana. Suasana ini, sudah lama tak bersua.
"Lombanya mulai jam 09.00 WIB,
ya!" seru pak Erik
"Oke, Pak." kata Dion.
"Weh, itu barisan kerupuk
gantung dimana?" tanya si pirang, Fandi namanya.
"Disitu aja, Fan. Eh, kumaha
ieu teh? Kok malah dimakan kerupuknya!" sahut Rama dengan dramanya.
"Laper, lumayan. Nanti we ganti
sepuluh dah." Faisal terus makan kerupuknya tanpa rasa bersalah.
"Aya aya wae." kata
Rama. Sementara orang sekitarnya, menertawakan mereka yang terlihat cukup lucu.
Lapangan Merdeka
Lomba disambut dengan suka cita. Lomba kerupuk yang pertama.
"Ahaha, udah ga makan berapa
tahun tong?" Warga sekitar tertawa atas ucapan dari seorang warga di sana.
"Udah seminggu, Om."
Faisal membalas ucapan bapak tersebut.
Acara dimulai dengan penuh kehangatandan ditutup dengan tawa bahagia
warga Negeri Ajaib. Sebenarnya, sudah lama tidak diadakannya acara semeriah
ini. Lomba yang diadakan juga cukup banyak, bahkan ada panjat pinang. Namun,
yang paling berkesan tentu saja lomba makan kerupuk.
"Dan,
author paling suka lomba itu, hehe."
"Yeh,
apa sih, Thor."
"Yeh,
apa sih, Faisal."
"Sal, ngomong sama siapa
dah?"
"Kepo …."
Tamat
Posting Komentar