RASA 17 FKM

 

“Kau sulit dipahami, bagai aksara rindu. Tapi ku tak ‘kan menyerah. Karena ku yakin, kau yang

terbaik untukku.”

-Lily24-


Aksara Cinta

Oleh : Silfia RIzky


Jika belum bisa seperti bumi dan bulan yang jalan berdampingan, maka jadilah seperti bumi dan langit, yang menjauh untuk saling menjaga. Hingga akhirnya seperti hilir yang dipertemukan dan bersatu dengan muara di titik terbaik menurut takdir Allah.



Harap

Oleh : Fitri Aidina Ilhamy


Kataku dibalas oleh katamu

Tapi kita tak sama sekali berbicara

Hanya dikirimkan kata lewat aksara

Rasa merekah di tengah hening antara kita


Aku tak tahu entah hanya pada diriku

Atau juga ada pada dirimu

Ucap yang tersampai tanpa suara

Membuat sesuatu bergejolak dalam dada


Lekukan yang kadang kaku namun kadang terlihat padu

Seolah punya caranya sendiri

Untuk menjembatani kita yang ada di dua kutub berbeda

Agar berjalan ke satu titik yang sama


Lalu kini kucoba meyakinkan hati

Untuk ungkapkan apa yang selama ini kusimpan

Tapi ragu menyelimuti dan malu malah memelukku erat

Seakan melarangku menyuarakan rasa


Aku tak tahu lagi apa yang mesti kulakukan

Tapi setidaknya seuntai ukiran kata

Bisa sampaikan apa yang tersimpan

Bisa jadi jalan penyatu antara hati yang canggung

Dan satu manusia penuh keindahan yang jadi tambatan


Semoga.


Aksara Rindu

Oleh : Zerly Affi Walti


Badai pergi, menyisakan jejak.

Melodi rindu terputar dibenakku.

Tiap momen yang berlalu

Menjadi momen yang sangat berharga bagiku.


Aksara rindu dengan lancangnya singgah.

Menghancurkan pertahanan yang telah dibuat.

Hanya waktu yang menentukan.

Kembali atau hilang selamanya.


Sajak Tak Bertuan

Oleh : Khairani Sa’adah


Goresan tinta yang tertuang dalam secarik kertas usang

Berisikan untaian untaian sajak yang tak bertuan

Rindu yang tak akan bermuara pada pertemuan

Harapan harapan yang diagungkan tak berkesudahan

Perasaan yang tak pernah tersampaikan sejak lama


Sajak-sajak yang tak bertuan pun terpenggal begitu saja

Tangis menjadi latar belakang yang hilang perlahan lahan

Tak bisa di sudahkan begitu saja

Tapi tersadar itu hanya derita dari ia yang tak bertuan

Terlupakan karena tak rupawan


Rajutan Aksara

Oleh Yusrena


Kususun serpihan kata-kata

Yang kupungut dari aksara-aksara tak bertuan

Sedikit kepayahan aku menguntainya

Demi menciptakan sebuah tulisan


Kusuguhkan sebuah rajutan aksara

Mencurahkan perasaan yang kurasa

Bukan pula aku seorang pujangga

Hanya gadis muda yang merindu untuk berkarya


Post a Comment

Lebih baru Lebih lama