Lonjakan kasus Covid-19 di India semakin mengerikan. Awal Mei
ini, India mencatatkan rekor kenaikan harian kasus infeksi virus Covid-19 mencapai 401.993 kasus baru. Padahal
sebelumnya, India menjadi salah satu negara yang dianggap berhasil membalikkan
kurva Covid-19 negaranya disertai dengan program vaksinasi hingga mencapai 100
juta jiwa dari 1,3 miliar lebih penduduknya. Sebuah ironi baru tercipta, India
yang terkenal dengan produsen
vaksin Covid-19 terbesar di dunia ini justru memiliki jumlah vaksin yang terbatas untuk warganya sendiri.
Akibat lonjakan kasus Covid-19 yang tidak terkendali ini, telah menyebabkan berbagai kekacauan di India.
Beberapa ahli menyalahkan pertemuan keagamaan massal dan demonstrasi politik
sebagai penyebab parahnya gelombang kedua. Kegiatan-kegiatan tersebut menjadi salah satu
faktor terbesar penyebab terjadinya ‘tsunami’ Covid-19
di India. Kejadian yang
berlangsung secara tiba-tiba ini menyebabkan pemerintah tidak siap utnuk menghadapinya.
Mengapa hal ini dapat terjadi? Kelengahan dan euforia terhadap vaksin menimbulkan persepsi pada masyarakat sehingga merasa kebal lalu berujung petaka. Selain itu, seperti yang
sempat disebutkan sebelumnya, salah satu penyebab India diterjang tsunami Covid- 19 setelah
disebut-sebut hampir mencapai Herd Immunity
adalah karena lengah, lalu melonggarkan protokol kesehatan begitu saja.
Sementara di Indonesia, jika kita bandingkan dengan India keadaannya tidak jauh berbeda. Sama
halnya dengan India, cakupan vaksinasi Indonesia sebenarnya juga belum terlalu tinggi jika dibandingkan dengan
jumlah populasinya. Masyarakat Indonesia pun tak kalah dengan masyarakat India. Program
vaksinasi juga turut memberikan euforia dan persepsi di masyarakat tentang
‘kekebalan tubuh’. Akibatnya, masyarakat menjadi lupa akan
peringatan protokol kesehatan yang ada. Kini sudah banyak masyarakat yang melakukan pertemuan secara daring, bahkan kebijakan work from home (WFH) juga mulai terlupakan.
Pada akhirnya bagaimana cara kita, bangsa Indonesia,
menyikapi akan melonjaknya kasus di India. Tidak mau terjerumus? Ya berarti
harus belajar dari kesalahan India.
Menghentikan penerbangan dari dan ke India, memperketat izin perayaan keagamaan, dan memperketat syarat perjalanan jelang lebaran 2021 dapat menjadi pilihan
yang tepat untuk mencegah
kasus yang dialami oleh India. Jangan lengah akan adanya vaksinasi, sebab vaksin bukan
berarti membuat kita kebal akan penyakit. Seseorang yang telah mendapat vaksin lengkap saja bahkan belum dapat dijamin 100% kekebalannya, apalagi kita yang sama sekali belum
mendapatkannya.
Sumber:
Adisty Fadhilah Pohan
UKPM Pena BEM KM FKM
Unand
Generasi Aksara
Posting Komentar