Mading 10



·         POJOK INFO

Ramadhan di Saat Pandemi, Masyarakat Dianjurkan Sholat Tarawih di Rumah
Shalat tarawih merupakan salah satu ibadah sunah di bulan Ramadhan yang sangat dianjurkan dan sayang apabila ditinggalkan. Sesuai anjuran pemerintah, pelaksanaan ibadah shalat tarawih dan tadarus selama Ramadhan dilakukan di rumah guna mencegah penularan Virus Corona. Selain itu, kegiatan buka bersama hingga sahur on the road pun ditiadakan Berikut tata cara melaksanakan ibadah shalat tarawih sendiri di rumah menurut mazhab syafi’i.
Tata cara shalat tarawih:
1.      Mengucapkan niat shalat tarawih dalam hati saat takbiratul ihram (Ushalli sunnatat Tarawihi rak‘ataini mustaqbilal qiblati lillahi ta‘ala)
2.      Mengucapkan takbir saat takbiratul ihram diiringi niat dalam hati
3.      Membaca ta'awudz dan surat Al Fatihah dilanjutkan membaca surat pendek
4.      Rukuk
5.      Itidal
6.      Sujud pertama
7.      Duduk di antara dua sujud
8.      Sujud kedua
9.      Duduk istirahat atau duduk sejenak sebelum bangkit untuk mengerjakan rakaat kedua
10.  Bangkit dari duduk, lalu mengerjakan rakaat kedua dengan gerakan yang sama dengan rakaat pertama
11.  Salam pada rakaat kedua
Sebenarnya sholat tarawih di rumah dengan di mesjid tak ada bedanya. Dekan Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Dr H Syamsul Hidayat mengatakan, pada dasarnya tata cara shalat tarawih di masjid dan di rumah tidak ada perbedaan. Syamsul mengatakan, yang membedakan apabila dilaksanakan di rumah bersama keluarga, waktu pelaksanaannya agak fleksibel. Terdapat sejumlah pendapat mengenai jumlah rakaat shalat tarawih. Menurut Syamsul, shalat tarawih dapat dikerjakan delapan rakaat dengan salam setiap empat rakaat. Boleh pula dilakukan 20 rakaat dengan salam setiap dua rakaat. Shalat tarawih lalu dilanjutkan dengan tiga rakaat salat witir. Lebih lanjut, pelaksanaan shalat tarawih dapat dilakukan sesaat sebelum memasuki waktu shalat subuh.
Sumber: Kompas.com
Ridha Putri Gunawan Siregar

·         POJOK TIPS
v Rencanakan bersama keluarga
Puasa sejatinya merupakan ibadah perseorangan, tapi kondisi kali ini memberikan lebih banyak kesempatan bagi keluarga untuk merencanakan banyak hal bersama. Misalnya, menyiapkan makan sahur, menu berbuka, atau menempelkan pesan-pesan Ramadan di pintu lemari es.
v Dekorasi
Karena semua orang berada di rumah, bisa saja sebagian merasa bosan dan sebagian merasa khawatir berlebihan. Agar suasana hati lebih santai, libatkan anggota keluarga untuk menata rumah dengan dekorasi baru menyambut Ramadan.
v Hadirkan masjid di rumah
Pemerintah telah menyarankan umat beragama untuk beribadah dari rumah. Bagi umat Islam, rumah bisa disulap jadi masjid, dengan cara menjadikan salah satu ruangan untuk salat berjamaah. Salah satu anggota keluarga bisa mengumandangkan azan tiap waktu salat.
v Mendalami Alquran
Ada banyak kemuliaan di bulan Ramadan, termasuk turunnya Alquran, kitab suci umat Islam. Rancang waktu khusus di mana seluruh keluarga berkumpul untuk mengaji dan mendalami Alquran bersama-sama. Selain mendatangkan pahala, kebersamaan itu juga amat berarti.
v Perbanyak berdoa
Ramadan adalah bulan yang tepat untuk memanjatkan doa sebanyak-banyaknya. Doakan keluarga, sahabat, rekan kerja, juga pasien yang sedang berjuang melawan Covid-19 serta para petugas medis yang tidak lelah merawat para pasien di rumah sakit.
v Jangan lupa berbagi
Ingatlah orang-orang yang kurang beruntung dan mungkin tidak bisa mendapatkan kenyamanan seperti kita saat Ramadan. Sisihkan rezeki untuk berbagi dan membantu sesama, seperti orang-orang yang tidak memiliki rumah untuk bernaung dan makanan untuk disantap.
v Bermanfaat bagi sesama
Junjungan umat Islam, Nabi Muhammad SAW, memiliki misi membawa perdamaian, keadilan, dan kesetaraan bagi masyarakat. Selama mempersiapkan Ramadan, ingatlah misi Rasulullah tersebut sehingga setiap dari kita bisa bermanfaat bagi sesama.
 “Yuk, buat puasa mu semakin berarti dengan berbagi dan bermanfaat bagi sesama, semangat! ”

Tasya Zahrah Salsabiila

·         POJOK SASTRA

“Jadikan quarantine time menjadi Quran-time”

Teman-teman yang disayangi Allah!

Banyak di antara kita kini yang dipaksa oleh keadaan untuk mengurung diri di rumah masing-masing. Belum lagi yang memang harus melakukan  karantina  diri karena dikhawatirkan terdampak Virus Corona. Apalagi, bagi mereka yang memang kota atau negaranya sedang lockdown alias ditutup dari kegiatan apa pun, kecuali yang bersifat darurat.

Hal ini pastinya tidak mudah.
Apalagi, untuk mereka yang terbiasa aktif dengan berbagai kegiatan di luar rumah. Pasti
merasa tertekan, sempit, bahkan ada kecenderungan marah atau frustrasi.

Saya hanya ingin mengingatkan singkat. Seperti yang sering kita ulang-ulang di masa lalu. Tak ada apa pun yang terjadi dalam hidup kita ini kecuali memang ada takdir dari-Nya. Dan, sekaligus pasti ada hikmahnya.

Ratusan ribu orang yang sakit lantaran terinfeksi Covid-19. Puluhan ribu orang kehilangan nyawa. Perekonomian dunia ambruk seketika. Pusat-pusat pencarian rezeki orang, dari restoran, toko, hingga ke travel dan penerbangan terhenti. Seolah-olah, lalu lintas perekonomian dunia mengalami kemacetan dan lumpuh. Jutaan manusia kehilangan pekerjaan dan sumber rezekinya. Sekolah-sekolah ditutup. Universitas dan semua pusat-pusat pendidikan ditutup, dan lebih menyedihkan lagi, rumah-rumah ibadah juga mengalami nasib yang sama.

Segenap hati manusia yang terikat dengan rumah-rumah ibadah itu pun menjerit kesedihan. Bahkan, Makkah dan Madinah mengalami hal yang sama. Namun, yakinlah. Jangan pernah ragu. Di balik segala tantangan itu, tersembunyi segala peluang.

Hidup memang bukan satu warna. Dan dunia ini terus bergerak, berputar silih-berganti. Karenanya, janganlah merasa sedih. Jangan berkecil hati. Jangan merasa sumpek. Jangan putus harapan dan motivasi.

Buka tirai dari semua tantangan itu dan gapai semua peluang yang tersembunyi itu!

Tinggal dan mengisolasi diri di rumah itu tantangan. Tabiat manusia ingin bergerak dan
berjalan. Pikiran yang terbang jauh ke mana-mana, mendorong kaki manusia untuk melangkah. Ingin berjalan menggapai banyak yang diimpikan.

Renungkan sejenak.

Di masa silam ketika semua belum tersedia. Ketika hidup di kampung yang alami. Tiada
jalan raya. Tiada kendaraan. Tiada listrik. Apalagi TV dan ponsel pintar. Kita tinggal di rumah lebih lama dan nyaman.

Di saat itu, kita masih ada waktu bercengkrama dengan sanak keluarga. Makan bersama. Cuci piring dan angkat air bersama dari sumur dekat rumah. Lalu, tidur di dalam rumah sederhana kita bersama. Bunyi jangkrik dan suara-suara burunglah yang membangunkan kita—bukan alarm ponsel.

Teman-teman, di saat-saat seperti ini marilah kita ambil hikmah terbesarnya.

Inilah hari-hari kebersamaan dengan keluarga. Bersama dalam kebaikan. Bersama dalam
melaksanakan sholat berjamaah. Bersama secara fisik dan insya Allah jiwa.

Jadikan quarantine time menjadi Quran-time. Pergunakan waktu yang ada dengan hal-hal positif. Baca Alquran, baca Hadits, baca buku-buku agama. Atau, pergunakan untuk merenung dan menuangkannya dalam goresan tinta seperti ini.

Sumber: Khazanah
Arthala Citra Paramitha
Bersyukur
Bersyukur karena masih diberi kesempatan untuk bertemu Ramadhan kali ini
Walaupun Ramadhan kali ini terasa berbeda dengan Ramadhan sebelumnya
Tidak bisa berkumpul dengan seluruh anggota keluarga, teman, dan para sahabat
Memang berat dan hampa yang dirasa saat ini
Namun, bukankah hal itu lebih baik?
Karena bisa lebih mendekatkan dirimu kepada Tuhan
Bisa saja dirimu yang dahulu terlalu mabuk dengan indahnya dunia hingga lupa dengan Sang Kuasa
Jadi, jangan lupa bersyukur ya!
Thiara Suci Budiman

·         POJOK HUMOR

Udin : Sudah karantina puasa lagi, laper bener
Dadang : Udiiiiin (Dadang dateng ke rumah Udin di siang hari )
Udin : iya, Dang.
Dadang : Udin di mana ?
Udin : Sini, Dang. Udin di atas lagi ngopi sambil nunggu magrib
Dadang : lol #%^*+

Mutiara Sakhinah





·         POJOK QUOTES

Indahnya Ramadhan
“ Walau di karantina tidak membuat kita tidak bersuka cita dalam menyambutnya,
bulan yang penuh ampunan yaitu bulan Ramadan. Justru ini momentum yang menjadikan
kita lebih dekat dengan Sang Pencipta karna seluruh hari kita habiskan di rumah saja”
Aulia Shalsabila

Ramadhan in Quarantine

Quarantine bukan berarti kita tidak bisa bersuka cita saat Ramadhan, quarantine justru menciptakan momen yang sempurna bagi kita untuk tidak mendapat gangguan dari dunia
luar. Perintah dan isolasi di rumah kita bisa pergunakan untuk lebih merefleksikan tindakan, niat, dan hubungan Anda dengan Sang Pencipta. Serta bisa menjadikan kita lebih dekat dengan-Nya dengan cara perbanyak berdoa dan beribadah selama di rumah

Farah Diba Meydiana Putri

Lupakan sejenak Corona
Mari jalani Ramadhan seperti tahun sebelumnya
Bersuka cita dengan menabung pahala
Hingga berdoa kepada-Nya
Agar jika hari kemenangan itu tiba
Bisa mengucapkan selamat tinggal dengan virus berbahaya.
Dwi Utari Helmi

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama