INFOGRAFIS

“Etika Penulisan Artikel Ilmiah”

 

Beberapa tahun kebelakang, banyak terjadi kasus pelanggaran kode etik yang lumayan menarik perhatian global. Mulai dari kasus peneliti di Jepang yang ketahuan memanipulasi penelitian orang lain ke penelitiannya, hingga Presiden Hongaria yang mengundurkan diri dari jabatannya karena penjiplakan yang dilakukannya pada kelulusan perguruan tinggi pada tahun 1992 silam.

 

Kasus plagiarisme juga lumayan marak terjadi di Indonesia. Plagiarisme bahkan banyak dilakukan oleh civitas akademika yang kebanyakan orang-orang terpelajar dan harusnya memiliki kepedulian akan plagiarisme yang lebih tinggi dari masyarakat awam.

 

Perilaku buruk dalam dunia ilmiah tersebut disebut dengan scientific misconduct. Scientific misconduct dibedakan menjadi sloopy research atau ketidakdisiplinan dalam penelitian dan scientific fraud. Kedua etika buruk dalam penelitian tersebut berimbas secara langsung maupun tidak langsung pada publikasi artikelnya. Dampak yang akan terjadi bisa sangat parah seperti contoh-contoh yang disebutkan sebelumnya.(Jatmiko 2015)

 

Begitu banyak jenis serta bentuk-bentuk pelanggaran kode etik yang masih terjadi. Beberapa faktor yang menjadi penyebabnya antara lain ialah sebagai berikut:

  • Keterbatasan waktu untuk menyelesaikan artikel ilmiah.
  • Kurang banyak membaca dan melakukan analisis.
  • Kurangnya pemahaman akan kode etik penulisan artikel ilmiah.
  • Kurangnya pendidikan dan pengetahuan mengenai cara-cara melakukan penelitian.
  • Ambisi akan materi, misalkan karena dijanjikan imbalan atau reward jika penelitian berhasil.
  • Hollywood syndrom atau perasaan ingin namanya terkenal di jagad akademis.


Beberapa cara untuk menghindari plagiarisme yaitu:

  1. Banyak membaca artikel ilmiah yang sudah dipublikasi untuk melihat kesamaan artikel ilmiah (paper similarity).
  2. Berhati-hati dalam membaca artikel ilmiah milik peneliti lain.
  3. Setiap artikel ilmiah yang dibaca harus dipahami dengan benar agar mendapatkan nilai tambah pada artikel ilmiah yang akan dipublikasi.
  4. Indikasikan material yang digunakan dengan quotation marker atau identitas dan tulisan referensi lengkap.
  5. Jika ingin meneliti ulang artikel ilmiah yang belum dipublikasi, harus meminta izin tertulis dari author asli.


Sumber :

Jatmiko, Wisnu. 2015. Penulisan Artikel Ilmiah. Depok.

 

 

 

Nurul Fatimah Yusri

UKPM Pena BEM KM FKM UNAND

Generasi Aksatawani


Post a Comment

Lebih baru Lebih lama