Not
poetry, not story
Everything
is written just like that
The
heart is not a stopover
Love
is not a game
Time
is ticking
But
feelings can't just be stopped.
You
can go,
and
if you come I don't forbid.
But
remember..
You
can't just come and go.
Because
the feeling can expire.
-Anonym-
-------------
Senja Teduh
Oleh : Ophelia
Semua terasa begitu indah
awalnya
Senja teduh membingkai cakrawala
Bercengkrama berbagi cerita
Bak sepasang nuri di dahan sana
Kau menutur, aku pun bertutur
"Menarik", benakku dalam diam
Menelusuri rel ceritamu
Terhisap tak sadar waktu
Kuakui segalanya memiliki akhir
Namun tak dinyana secepat ini
Rel itu perlahan menghilang
Ditelan kabut ketidakpastian
Kini, tak kudengar lagi tawa itu
Isak tangis itu..
Luapan amarah itu..
Tapi percayalah
Senja teduh kan slalu menantimu
------------
Ghosting
Oleh Omega 3
Ini
sebuah puisi yang bercerita
Tentang
fenomena yang muncul dan hilang secara tiba-tiba
Sebut
saja namanya seorang anak manusia
Ghosting nama bekennya
Banyak
korban yang berjatuhan karenanya
Diberi
harapan, lalu hilang seketika
Hari
ini masih ada, esoknya tiada
Tanpa
ada kabar berita
Tidak
ada yang ditinggalkan selain kekesalan
Benar-benar
perbuatan yang menjengkelkan
Sebab
ia datang bukan menetap hanya singgah sekali
Bagusnya
diberi kopi bukan diambil hati
Untuk
apa dicari-cari
Sementara
yang dicari tidak peduli
Untuk
apa melanjutkan komunikasi
Jika tidak ada yang bisa diberi pasti
------------
Malam Sebelum
Ujian Nasional
Oleh: Rahadatul A
Treet...treet
Seeorang menggapai alarm biru bergambar Putri Elsa dan Putri Anna. Kamu
pasti tau cerita kedua Princess ini. Namun, kali ini bukan menceritakan
kembali kisah keduanya, melainkan kisah ‘seseorang’ ini. Sebut saja ia dengan
nama Alana. Nama yang indah, bukan? Enam hari lagi ia akan menghadapi Ujian
Nasional atau UN. Sejak seminggu yang lalu, ia dan teman-temannya hanya
belajar mandiri tanpa didampingi guru di asrama.
Sebuah kondisi yang baru dialaminya. Tiba-tiba saja
sebuah pandemi datang menyerang negaranya. Ia menjalani rutinintas paginya,
belajar di lantai bawah,di kamar adik-adik kelasnya yang kini terpaksa
belajar dari rumah. Sepuluh menit ia fokus belajar, setelah itu ia tergoda untuk
menonton MV baru boy band kesukaannya.
Tak terasa matahari semakin meninggi, seseorang mengetuk
ruang belajar Alana. Rupanya itu Patricia. Patricia datang membawa secarik
surat yang katanya harus dibuka Alana setelah pengumuman kelulusan SMA.
Kemudian Patricia pergi dan mengucapkan semangat pada Alana. Alana sedikit
bingung, ‘Mungkin ucapan ulang tahun’, pikirnya. Sebentar lagi adalah ulang tahun Alana, dan
Patricia memang sering memberikan surat padanya ketika ia ulang tahun. Alana
kembali fokus belajar.
Malamnya Alana tertidur pulas memeluk gulingnya yang
berbeda cover dengan seprai tempat
tidur Alana. Matanya semakin dalam terpejam. Di dalam mimpinya ia melihat box putih yang semakin lama semakin
besar. Ada sebuah pintu di sana, kakinya melangkah sendiri menuju pintu itu dan
membukanya secara perlahan. Lorong yang dipenuhi bunga Anggrek Bulan Putih menjuntai sampai ke
tanah, ‘mimpi apa ini, sangat aneh’. Ia terus berjalan melewati
lorong itu dan membawanya ke tengah-tengah bangunan berstruktur later Y.
Ia merasa familiar dengan bangunan itu, ya itu bangunan
sekolahnya. Di depan bangunan itu ada taman-taman dengan gazebo kayu dan seseorang tengah duduk di sana seolah tengah menanti
Alana. Ia tersenyum ramah, wajah orang itu sangat cantik. Awalnya
Alana agak sedikit takut, tapi kakinya melangkah sendiri seolah tertarik dengan
perempuan bak bidadari itu. Semakin lama, ia menyadari kini tengah duduk di depan Particia
yang mengenkan dress putih dengan
rambut pirangnya yang dikuncir ke samping. Perempuan cantik itu juga
mengenakan
hiasan flower crown Crysan
kuning di kepalanya. Patricia terus tersenyum kepada Alana, Alana mengerutkan dahinya dan terus bertanya, “Kenapa kamu
senyum-senyum, sih?”
Keheningan yang damai terselip di antara mereka, keduanya
saling diam dan menatap taman bunga sekolah yang penuh bunga Crysan
kuning kesukaan Patricia. Tiba-tiba saja Patricia bernyanyi...
Kuhampiri jalan yang kita
lewati
Setiap hari kita di sini
Ku menanti hadirmu tuk
kembali
Hanya kenangan yang tersisa
di sini
Namun sekarang kau tlah
pergi
Dan kuyakini kau takkan
kembali
Mungkin hari ini hari esok
atau nanti
Berjuta memori yang terpatri
dalam hati ini
Mungkin hari ini hari esok
atau nanti
Tak lagi saling menyapa
Meski ku masih harapkanmu
Ku menanti hadirmu tuk
kembali
Hanya kenangan yang tersisa
di sini
Namun sekarang kau t;lah
pergi
Dan kuyakini kau takkan
kembali
Mungkin hari ini hari esok
atau nanti
Berjuta memori yang terpatri
dalam hati ini
Mungkin hari ini hari esok
atau nanti
Tak lagi saling menyapa
Meski ku masih harapkanmu
Sesungguhnya hatiku tak
sanggup menerima
Dan lupakan sgalanya
Mungkin hari ini hari esok
atau nanti
Berjuta memori yang terpatri
dalam hati ini
Mungkin hari ini hari esok
atau nanti
Tak lagi saling menyapa
Meski ku masih harapkanmu,
ooh
Meski ku masih harapkanmu,
ooh
Kurelakanmu
(Mungkin
Hari Ini Esok Atau Nanti - Anneth Delliecia )
Setelah Patricia bernyanyi, Alana terbangun dengan air
mata yang menetes. Kemudian, ia mendengar suara sorak sorai di luar yang membuatnya
bingung. Ia bertanya pada Ellen, teman sekamarnya yang baru masuk ke kamar.
“Kenapa ribut di luar, Len?”
“Kita nggak
jadi UN Lana! Yeay... Untung udah packing, tinggal pulang deh. Yuhuuu!”
Ia tersenyum sangat lebar. Seharusnya Alana bahagia,
tapi hatinya tidak. Ia segera beranjak pergi ke kamar Patricia dan yang ditemuinya hanya ruangan kosong tanpa seorang pun di san. Patricia sudah pulang duluan
karena sudah dijemput orang tuanya. Apa maksud mimpi tadi malam? Mengapa
sahabatnya pergi begitu saja dan meninggalkan secarik surat yang boleh ia baca
dua bulan lagi? Alana memutuskan untuk tidak membuka surat itu sebelum ia
berhasil menghubungi Patricia. Namun, entah kapan ia bisa mendengar suara indah
Patricia lagi. Ia berusaha untuk menghubungi Patricia, tapi tak pernah satu pun pesan atau teleponnya yang dibalas. Sejak hari itu, Patricia hilang bersama
mimpi sebelum ujian nasional.
------
Teruntuk Hati
Oleh Silfia Rizky
Dear, Hati
Jangan
terlalu sibuk merasakan
sakitnya
ditinggalkan oleh dia
Tapi, pernahkah kau rasakan
Bagaimana sakitnya Allah
yang sering kau tinggalkan?
Dear, Hati
Kau tau kenapa sering lelah?
Itu karena kau tidak Istiqomah
Kembalilah kepada Allah
Agar
kau tak lagi salah arah
Posting Komentar