Mading 18


·         POJOK INFO

G30S PKI merupakan gerakan yang bertujuan untuk menggulingkan pemerintahan Presiden Sukarno dan mengubah Indonesia menjadi negara komunis. Gerakan ini dipimpin oleh DN Aidit yang saat itu merupakan ketua dari Partai Komunis Indonesia (PKI). Singkatnya, pada 1 Oktober 1965 dini hari, Letkol Untung yang merupakan anggota Cakrabirawa (pasukan pengawal Istana) memimpin pasukan yang dianggap loyal pada PKI.

 

Gerakan ini mengincar perwira tinggi TNI AD Indonesia. Tiga dari enam orang yang menjadi target langsung dibunuh di kediamannya. Sedangkan lainnya diculik dan dibawa menuju Lubang Buaya. Adapun korban dalam peristiwa ini yaitu Letnan Jendral Anumerta Ahmad Yani, Mayor Jendral Raden Soeprapto, Mayor Jendral Mas Tirtodarmo Haryono, Mayor Jendral Siswondo Parman, Brigadir Jendral Donald Isaac Panjaitan, Brigadir Jendral Sutoyo Siswodiharjo.

 

Pada tahun 1984, film dokudrama propaganda tentang peristiwa ini yang berjudul

Penumpasan Pengkhianatan G30S PKI resmi dirilis. Film ini diproduksi oleh Pusat Produksi Film Negara yang saat itu dimpimpin Brigjen G. Dwipayana yang juga staf kepresidenan Soeharto dan menelan biaya sekitar 800 juta rupiah.

 

Mengingat latar belakang produksinya, banyak yang menduga bahwa film tersebut

ditujukan sebagai propaganda politik. Apalagi di era Presiden Soeharto, film tersebut menjadi tontonan wajib anak sekolah yang selalu ditayangkan di TVRI tiap tanggal 30 September malam.

 

Sumber : https://news.detik.com/berita/d-4726786/seputar-g30spki-peristiwa-penting-dalam-sejarah-indonesia

 

Intan Berliana Marianda

 

 

Tanggal-Tanggal Penumpasan PKI dalam peristiwa G30S PKI

 

1. Tanggal 1 Oktober 1965

 

Operasi penumpasan G30S/PKI dimulai sejak tanggal 1 Oktober 1965 sore hari. Gedung RRI pusat dan Kantor Pusat Telekomunikasi dapat direbut kembali tanpa pertumpahan darah oleh satuan RPKAD di bawah pimpinan Kolonel Sarwo Edhi Wibowo, pasukan Para Kujang/328 Siliwangi, dan dibantu pasukan Kavaleri. Setelah diketahui bahwa basis G 30 S/PKI berada di sekitar Halim Perdana Kusuma, sasaran diarahkan ke sana.

 

2. Tanggal 2 Oktober 1965

Pada tanggal 2 Oktober, Halim Perdana Kusuma diserang oleh satuan RPKAD di bawah

Komando Kolonel Sarwo Edhi Wibowo atas perintah Mayjen Soeharto. Pada pikul 12.00

siang, seluruh tempat itu telah berhasil dikuasai oleh TNI – AD.

 

3. Tanggal 3 Oktober 1965

Pada hari Minggu tanggal 3 Oktober 1965, pasukan RPKAD yang dipimpin oleh Mayor C.I Santoso berhasil menguasai daerah Lubang Buaya. Setelah usaha pencarian perwira TNI – AD dipergiat dan atas petunjuk Kopral Satu Polisi Sukirman yang menjadi tawanan G 30 S/PKI, tetapi berhasil melarikan diri didapat keterangan bahwa para perwira TNI – AD tersebut di bawah ke Lubang Buaya. Karena daerah terebut diselidiki secara intensif, akhirnya pada tanggal 3 Oktober 1965 ditemukan tempat para perwira yang diculik dan dibunuh tersebut. Mayat para perwira itu dimasukkan ke dalam sebuah sumur yang bergaris tengah ¾ meter dengan kedalaman kira – kira 12 meter, yang kemudian dikenal dengan nama Sumur Lubang Buaya.

 

4. Tanggal 4 Oktober 1965

Pada tanggal 4 Oktober, penggalian Sumur Lubang Buaya dilanjutkan kembali (karena ditunda pada tanggal 13 Oktober pukul 17.00 WIB hingga keesokan hari) yang diteruskan oleh pasukan Para Amfibi KKO – AL dengan disaksikan pimpinan sementara TNI – AD Mayjen Soeharto. Jenazah para perwira setelah dapat diangkat dari sumur tua tersebut terlihat adanya kerusakan fisik yang sedemikian rupa. Hal inilah yang menjadi saksi bisu bagi bangsa Indonesia betapa kejamnya siksaan yang mereka alami sebelum

wafat.

 

5. Tanggal 5 Oktober 1965

Pada tanggal 5 Oktober, jenazah para perwira TNI – AD tersebut dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata yang sebelumnya disemayamkan di Markas Besar Angkatan Darat. Pada tanggal 6 Oktober, dengan surat keputusan pemerintah yang diambil dalam Sidang Kabinet Dwikora, para perwira TNI – AD tersebut ditetapakan sebagai Pahlawan

Revolusi

 

Sumber : https://analisaaceh.com/g30s-pki-peristiwa-penting-dalam-sejarahindonesia/

Areta Ardiningrum

 

·         POJOK TIPS

Cara Agar Tidak Melupakan Sejarah G-30S/PKI Bagi Generasi Zaman Now

Globalisasi membawa perubahan gaya hidup. Terutama bagi generasi milineal zaman now (sekarang). Pesatnya perkembangan teknologi membawa arus informasi demikian cepatnya. Sesuatu yang baru menjadi incaran. Akan tetapi berita, sejarah, cerita yang telah lampau menjadi sebuah masa lalu yang enggan untuk dijamah. Padahal dari sejarah kita dapat memetik hikmah dan pelajaran berharga. Meminjam istilah Presiden RI Pertama, Ir Soekarno, yang mengatakan jangan sekali-kali melupakan sejarah (Jas Merah). Bahkan kitab suci Al-Qur’an, sebagian besar isinya adalah sejarah. Sejarah G-30S/PKI patut kita ketahui dan dikenang. Pesan moral yang hendak disampaikan pada generasi muda Indonesia agar terus menegakkan kejujuraan, keadilan dan kebenaran. Terdapat hikmah dan pelajaran yang luar biasa dari peristiwa Penghiatan G-30S/PKI.

Salah satu caranya dengan menonton film G-30S/PKI. Pesan moral yang akan disampaikan melalui audio visual menonton film ini akan cukup memberikan hasil positif. Pada film ini cukup memberikan gambaran kronologis latar belakang sejarah di balik peristiwa tersebut.  Generasi muda akan lebih tertarik dan meningatnya lebih lama melalui film sehingga akan meningkatkan penegtahuan tentang sejarah Indonesia yang sangat berarti ini. Aksi-aksi kekejaman PKI sebelumnya dalam sejarah Indonesia juga dimunculkan dalam film ini. Antara lain, ketika ribuan orang PKI menyerang jamaah seusai sholat subuh dan menginjak-injak kitab suci Al-Qur’an di sebuah Islamic Center di desa Kanigoro, Kediri, Jawa Timur pada tanggal 13 Januari 1965. Kemudian dilanjutkan dengan bukti klipingan koran yang memberitakan beberapa tindakan sadis PKI di beberapa wilayah di Indonesia. Latar belakang sosiologis juga cukup digambarkan dalam film ini. Mulai dari kemiskinan yang melingkupi sebagian besar rakyat Indonesia. Digambarkan dengan antri membeli minyak tanah dan kelangkaan beras melalui dialog salah satu keluarga. Kondisi sakitnya Ir. Soekarno pemimpin besar revolusi yang juga Presiden pertama Indonesia  pun digambarkan secara gamblang dalam film tersebut.  Tim medis dari RRC dalam salah satu dialog dengan D.N. Aidit, hasil analisis medisnya menyimpulkan sakit Bung Karno dengan dua kata singkat, yakni dapat menyebabkan kelumpuhan atau kematian. D.N. Aidit ini  dalam film ini kemudian dikenal sebagai lakon utama di balik peristiwa Pengkhianatan G 30 S PKI dan terbunuhnya para Pahlawan Revolusi.

Selain menonton film G-30S/PKI, generasi muda juga dapat mengakses informasi tidak hanya dari buku sejarah melainkan melalui internet dan sosial media yang disajikan semenarik mungkin, sehingga generasi muda dapat membacanya tanpa rasa bosan, dimana dan kapan saja generasi muda inginkan. Hal ini dapat diterapkan agar generasi muda tidak ketinggalan terhadap sejarah penting Indonesia dan menerapkan pesan moralnya.

Sumber : https://suarabaru.id/2018/10/01/jurus-melawan-lupa-g-30-s-pki-bagi-generasi-zaman-now/

Andini Febrian

·         POJOK SASTRA


Sumber: https://katacintame.blogspot.com/2018/01/kumpulan-puisi-penghianatan-g-30-s-pki.html?m=1

Dwi Fachraeni

 

·         POJOK HUMOR

SANA MAKAN!

Tidak selalu ABRI menggunakan senjata untuk menaklukkan musuh.

Misalnya saja ketika mereka berusaha merebut kembali RRI Semarang yang waktu itu sempat diduduki komplotan Gestapu.

Sementara RRI mengumandangkan siaran-siaran yang disponsori PKI, salah seorang penjaga bersenjata di luar gedung RRI sudah mulai lesu.

Seorang anggota ABRI mendekatinya, lalu menegur, "Bertugas, Bung?"

“Ya," jawabnya.

"Sudah makan?"

"Belum."

"Sana makan dulu di belakang. Kumpulkan dan ajak kawan-kawan yang lain."

Si penjaga langsung beranjak dengan mengajak kawan-kawannya.
Pada saat itu juga kesatuan ABRI segera menyergap dan berhasil melucuti senjata mereka tanpa mendapat perlawanan sedikit pun.

 

HAUS

Taktik memang kadang-kadang lebih ampuh daripada perlawanan langsung.

Misalnya saja ketika Brigjen Surjo Sumpeno yang waktu itu Pangdam VII Diponegoro didatangi seorang kapten yang berkata, "Jenderal, mulai sekarang, Jenderal ditahan."

"Tahan boleh saja, tapi saya haus. Coba, tolong ambilkan teh dulu," sahutnya.

Maka pergilah si kapten mencari teh dan Brigjen Surjo Sumpeno memanfaatkan kesempatan itu untuk meloloskan diri.

Beberapa waktu kemudian sebuah batalyon dan pasukan taruna AMN (sekarang AKABRI) di bawah pimpinan sang brigjen bergerak membebaskan Yogya dan kemudian Solo.

 

GARA-GARA KNALPOT

Sebuah truk melewati istana kepresidenan di Cipanas.

Satuan Cakrabirawa yang bertugas menjaga istana mengira mendengar tembakan.

Mereka membalas sambil tak lupa memadamkan penerangan di istana.

Satuan-satuan angkatan darat yang bertugas mengawasi istana tersebut agaknya mengira tembakan itu diarahkan kepada mereka.

Maka mereka pun membalas menembak ke istana.

Untunglah beberapa anggota satuan AD berinisiatif merangkak mendekat ke istana untuk menanyakan duduk perkaranya

Siapa sangka yang semula dikira tembakan oleh pasukan Cakrabirawa adalah letupan-letupan knalpot bocor dari truk yang tadi lewat

 

GROGI

Jam malam ternyata kurang cocok untuk orang-orang yang gampang grogi.

Ini dialami oleh seorang petugas (tidak disebutkan petugas apa) ketika ia melewati pos penjagaan.

"Batu," penjaga yang bersenjatakan bedil menyapanya.

Si petugas sadar betul bahwa ia harus menyahut dengan kata sandi tertentu.

Tapi apa, ya? Padahal ia tak mempunyai pas malam. Keringat dingin mulai mengucur.

"Batu," penjaga berteriak.

Ia belum juga ingat.

Penjaga memberinya kesempatan satu kali lagi dengan meneriakkan, "Batu!"

Si penjaga nekat saja menjawab, "Genteng."

Kontan ia diciduk, karena yang betul hanya huruf awalnya saja. Kata sandi yang harus diucapkannya malam itu adalah, "Gading".

Syukurlah, usut punya usut, akhirnya ia dibebaskan juga.

Masalah semacam inilah yang membuat petugas-petugas malam yang gampang grogi membuat contekan di telapak tangannya.

Memang kerahasiaannya jadi berkurang, tapi apa boleh buat?

 

 

Sumber : https://manado.tribunnews.com/2019/09/19/deretan-kisah-lucu-dan-menegangkan-saat-kemuraman-pemberontakang30s-pki?page=1

 

 

Latifa Zapista

 

 

·         POJOK QUOTES

" Tidak ada kematian yang sia sia, begitu juga dengan kematian pahlawan kita di tanggal 30 September, mereka mati atas nama bangsa indonesia"

Sumber : https://daftar15.blogspot.com/2018/09/kata-bijak-g30s-pki-2018-quotes.html?m=1

Tasya Zahrah S

 

“30 September. Perihnya luka menyayat pilu, tak terhitung darah yang mengalir dimalam kelam itu, berdamailah di syurga pahlawanku, pengorbananmu akan menjadi balas dendam terbaik untuk memadamkan jiwa pengkhianat di negeri Indonesia ini.”

Yori Aprila

 

 

 

 

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama