Mading 11



·            POJOK INFO

Hari Lupus Sedunia

      Lupus adalah penyakit radang / penyakit autoimun dimana  kondisi sistem imunitas atau kekebalan tubuh seseorang kehilangan kemampuan untuk membedakan substansi asing (non-self) dengan sel dan jaringan tubuh sendiri (self). Kondisi ini membuat sistem kekebalan tubuh menyerang sel, jaringan, dan organ tubuh  sendiri yang sehat. Peradangan akibat hal ini dapat mempengaruhi berbagai organ tubuh termasuk kulit, ginjal, otak, sel darah, paru-paru, jantung dan persendian.
      Lupus merupakan penyakit inflamasi sistemik autoimun kronis yang belum jelas penyebabnya. Penyakit ini terutama menyerang wanita usia produktif (15-50 tahun) dengan angka kematian yang cukup tinggi, meski begitu lupus juga dapat menyerang laki-laki, anak-anak, dan remaja.
      10 Mei diperingati sebagai  Hari Lupus Sedunia. Lupus adalah penyakit kronis serius yang mengubah hidup dan dapat berakibat fatal sehingga mengancam jiwa penyandangnya. Dibutuhkan pemahaman tentang Lupus dan dukungan mendalam untuk orang yang terkena penyakit Lupus atau biasa disebut dengan Orang dengan Lupus (ODAPUS) dan keluarganya  yang terkena dampak penyakit ini. Kementerian Kesehatan RI mengajak seluruh stake holder yaitu Pemerintah (Pusat dan Daerah),  Organisasi Profesi, Penyandang/ODAPUS dan Pendamping seperti Keluarga ODAPUS, Komunitas/Paguyuban atau LSM/Yayasan untuk bersama sama bergandeng tangan dan tetap tegar menghadapi LUPUS ("Stand For Lupus, Together We Can").
      Agar bisa meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap penyakit Lupus, World Lupus Federation menetapkan setiap 10 Mei sebagai Hari Lupus Sedunia. Penyakit Lupus menjadi salah satu masalah kesehatan global yang sudah menyerang orang di penjuru dunia. Walau demikian, masih sedikit orang yang mengetahui tentang bahaya penyakit ini. Oleh sebab itu, dalam peringatan Hari Lupus Sedunia, mengedukasikan kepada masyarakat tentang penyakit Lupus hingga pencegahannya.
Sumber:

·         POJOK TIPS
LUPUS
Lupus merupakan penyakit inflamasi kronis yang mana sering menyerang sel darah dan juga paru-paru. Lupus disebabkan oleh sistem imun yang bekerja secara keliru. Biasanya, sistem imun bekerja untuk melindungi tubuh dari virus dan bakteri. Namun, pada kejadian Lupus ini sistem imun malah menyerang jaringan dan organ tubuh.
Lupus ini digolongkan sebagai penyakit terminal (tidak memiliki harapan untuk sembuh). Untuk itu, alangkah lebih baiknya mencegah agar terhindar dari penyakit ini. Berikut beberapa tips untuk mencegah Lupus:
1.      Hindari stres dan menerapkan pola hidup sehat.
2.      Kurangi kontak langsung secara berlebihan dengan matahari, terutama pada siang hari.
3.      Tidak merokok.
4.      Melakukan diet nutrisi.
5.      Olahraga secara teratur.
Jika merasa gejala Lupus ini sudah terjadi, lebih baik disegerakan untuk diperiksa oleh dokter agar mendapatkan penanganan dan saran medis yang tepat.

Anggun Dwi Syakirah, dan Laras Putri Adhila


·         POJOK SASTRA

ODAPUS (1)
“Mah, tolong selimuti aku!” pinta Sifa pada Ibunya. Sifa merasakan dingin yang sangat dahsyat, menggigil, padahal suhu pada malam itu tidak terlalu dingin.
Ibunya tanggap mengambil selimut, lantas menyelimuti Sifa dengan penuh rasa sedih. Sambil memeluk Sifa, ayahnya sibuk membacakan ayat-ayat Al-Qur’an untuk menenangkan Sifa. Tidak terasa, air mata ayah Sifa sudah membasahi selimut yang ada di atas tubuh Sifa.
“Ayah…..,” rintih Sifa dalam kesakitannya.
“Maafkan Sifa,” susah payah Sifa mengatakan itu kepada Ayahnya. Ibu dan adiknya memeluk Sifa erat agar Sifa tidak kedinginan.
Satu jam berlalu sejak Sifa merasakan kedinginan. Malam itu Sifa dan keluarganya baru selesai melaksanakan ibadah Sholat Isya di Masjidil Haram. Mereka sedang melaksanakan ibadah Umroh sejak 4 hari yang lalu.
Suara rintihan Sifa sudah berhenti. Ibunya mengelus wajah anak pertama yang sangat disayanginya. Matanya basah oleh air mata. Masih sambil melantunkan ayat Al-Qur’an, ayah Sifa juga menangis tanpa henti. Adiknya menatap kosong ke wajah kakaknya. Sifa tertidur. Sakit yang dideritanya tidak bisa didefinisikan, rasa sakit dan dinginnya sangat sangat sakit. Begitu Sifa menceritakan kepada keluarganya bagaimana yang dirasakan ketika malam hari selama ibadah Umroh.
Keesokan harinya, meski wajahnya terlihat masih pucat, Sifa sudah membaik.
Kejadian itu terus terulang sampai hari ke-11 Umroh. Di hari ke-12, Sifa dinyatakan sembuh total. Ayah Ibunya seakan tidak percaya dengan apa yang dikatakan dokter. Mata mereka berkaca-kaca mendengar berita itu. Adiknya juga. Sedangkan Sifa tersenyum bahagia.
***
Sifa Syafiah, anak sulung dari 2 bersaudara. Namanya berasal dari bahasa Arab, yang artinya penawar obat. Yang artinya lagi, obat yang membutuhkan obat. Siapa sangka ternyata namanya terpaut dengan penyakit yang dideritanya saat ini. Umurnya sekarang 28 tahun. 8 tahun yang lalu, ia mengetahui bahwa dirinya mengidap penyakit Lupus. Penyakit yang dekat dengan kematian.
Pertama kali ia berkenalan dengan Lupus adalah saat ia berumur 20 tahun. Itu terjadi di awal tahun 2008. Saat itu Sifa sedang aktif di kegiatan-kegiatan di kampusnya. Sifa juga sedang merampungkan tugas akhir kuliahnya, ketika suatu hari, gusinya berdarah dan darahnya tidak bisa dihentikan meski sudah diberi obat pembeku darah.
Darah yang keluar dari gusi itu tidak berhenti seketika, Sifa harus menelan darah itu selama tiga hari, meskipun ia sedang tidur. Setelah tiga hari berlalu, Sifa disarankan untuk berobat ke dokter Hematologi (dokter spesialis darah) dan menjalani opname. Dari hasil pemeriksaan laboratorium dan klinis, Sifa diduga mengidap ITP, semacam kelainan pada trombosit.
Setelah mengetahui penyakit itu, Sifa kembali beraktifitas seperti biasanya. Akan tetapi Sifa sering mudah kelelahan dan sakit kepala. Banyak perubahan klinis yang terjadi pada Sifa. Tidak cukup disitu, rambut Sifa juga perlahan rontok satu per satu. Sendi-sendinya terkadang terasa sakit yang luar biasa, juga pendarahan yang tidak biasanya terjadi.
Rasa sakit itu dirasakan Sifa hampir setiap hari, tetapi ia tidak pernah mengeluh. Sampai suatu hari setelah berunding dengan keluarga, akhirnya diputuskan untuk berobat ke dokter lain.
Hari itu, rasanya hancur sekali. Sifa tidak pernah merasakan rasa putus asa, sedih dan hancur yang benar-benar dahsyat. Ternyata pendarahan itu adalah awal dari berpisahnya Sifa dengan kehidupannya sebagai orang sehat. Sifa terdiam ketika dokter memberitahunya bahwa ia mengidap penyaktit Lupus. Air matanya tertahan oleh rasa putus asa yang benar-benar menyakitkan.
Lupus atau Systemic Lupus Erythematosus merupakan sebuah penyakit auto imun. Penyakit ini disebabkan karena sistem kekebalan tubuh pada manusia mengalami kelainan. Jika biasanya sistem imun di tubuh manusia bisa menjadi benteng bagi tubuh dalam menghadapi penyakit, Lupus justru menyerang sel-sel sehat yang ada dalam tubuh manusia. Bagian tubuh yang diserang adalah sendi, paru-paru, ginjal dan jaringan saraf. Belum ada obat yang bisa menyembuhkan penyakit ini, hanya saja pengidapnya harus meminum obat selama hidupnya, hanya untuk meredakan nyeri jika saja penyakit itu sedang menyerang.
 “Mengapa aku harus menerima ini, Mah?” Sifa terus bertanya kepada Ibunya selama perjalanan pulang. Air mata Sifa tumpah seluruhnya.
Ibunya tidak berhenti menenangkan Sifa dengan nasihat-nasihatnya. Ayah Sifa hanya terdiam di balik kemudi. Tetapi dari wajahnya, jelas sekali ayahnya juga terpukul atas apa yang sudah ia dengar beberapa jam yang lalu.

ODAPUS (2)
Sifa mengidap penyakit Lupus di tahun 2008. kejadian tiga tahun yang lalu, ternyata juga terpaut dengan dirinya saat ini.
“Kak, aku ada tugas semester nih. Aku bahas tentang penyakit Lupus,” adiknya menyerahkan kertas berisi makalah yang membahas tentang penyakit Lupus.
“Loh, ada ya penyakit Lupus? Itu penyakit apa, Dek?” Sifa tertarik untuk mendiskusikannya bersama adiknya.
“Penyakit mematikan, Kak. Belum ada obatnya sampai sekarang. Ada beberapa tipe penyakitnya, yang pertama Lupus Eritematosus Sistemik atau Systemic Lupus Erythematosus disingkat SLE, yang kedua, Lupus Eritematosus Diskoid atau istilanya Discoid Lupus Erythematosus/DLE, yang ketiga Lupus akibat penggunaan obat,
“Yang mau aku bahas adalah yang pertama, Kak. Tentang Lupus Eritematosus Sistemik atau Systemic Lupus Erythematosus disingkat SLE. Gejalanya datang secara perlahan-lahan dan dapat bertahan lama atau bersifat sementara sebelum akhirnya kambuh lagi. Biasanya gejala awal yang dialami adalah rasa lelah yang ekstrem, nyeri pada persendian, sariawan yang terus muncul, demam tinggi, tekanan darah tinggi, sakit kepala, rambut rontok, mata kering, sakit dada, hilang ingatan dan napas pendek”
Adik Sifa menjelaskan kepadanya dengan penuh semangat, karena adiknya pun baru mengetahui tentang keberadaan penyakit yang mematikan ini.
“Nah, terus Kak, penyakit Lupus ini lebih banyak menyerang kepada wanita dibanding laki-laki,”
Sifa membaca dengan saksama makalah adiknya yang ada di tangannya.
“Serem juga ya, Dek. Semoga kita selalu diberkahi dengan nikmat sehat. Aamiin,”
Dari percakapan itu Sifa mengetahui sedikit banyak tentang penyakit Lupus. Yang ternyata, tiga tahun kemudian penyakit itu bersarang di tubuhnya.
Depresi yang mendalam membuat Sifa enggan keluar rumah untuk beberapa minggu. Yang ia lakukan setiap hari adalah menangis dan menangis. Semangatnya menurun, tidak ada orang yang ingin ia temui setelah ia mengetahui bahwa dirinya mengidap penyakit Lupus. Ketika suatu hari Sifa menceritakan hal itu kepada dosennya, Sifa disarankan ambil cuti 1 semester dulu untuk beristirahat.
Sifa hanya terdiam. Beberapa saat kemudian menjawab tegas.
“Tidak, Bu. Saya akan tetap melanjutkan kuliah. Justru kesibukan yang akan membuat saya melupakan rasa sakit yang bisa menyerang saya kapan saja,”
Kalimatnya terpotong, tangisnya tumpah di hadapan dosennya. Sifa menutup wajahnya dengan kerudung merahnya.
Sang dosen mengusap tangan Sifa, berusaha menenangkan.
“Kamu benar. Kesibukan akan membuat kita melupakan banyak hal, Sif. Jika itu yang membuat Sifa semangat, lakukanlah. Ibu akan selalu mendukung kamu,”
Dosennya juga susah payah menahan air mata. Penyakit yang diderita Sifa bukanlah penyakit biasa yang bisa sembuh meski harus melalui berkali-kali operasi.
“Tetapi kamu jangan lupa, Sifa. Kamu harus cepat beristirahat jika kamu merasa lelah, jangan dipaksakan, ya”
Sifa mengangguk dengan penuh keyakinan.
“Mohon bantu semangati aku, Bu.” sambil terisak Sifa menjawab dosennya.
Sang dosen juga mengangguk penuh keyakinan.
***
Empat tahun berlalu dengan penuh rasa sakit. Tidak hanya fisiknya yang diserang oleh Lupus, tetapi juga batinnya diserang bertubi-tubi.
“Cahaya tidak akan ternilai jika tidak pernah merasakan kegelapan. Begitu pula sakit. Tidak akan tahu bagaimana nikmatnya sehat jika kita tidak sakit,” jawabnya ketika salah satu temannya menannyakan bagaimana keadaannya.
Lalu ia membuka kitab hadist di tangannya. Menunjukan salah satu hadist kepada teman-temannya.
“Betapa ucapan Rasulullah S.A.W. ini harus kita renungkan dan laksanakan setiap saat. Bunyinya begini: Periharalah yang lima sebelum datang yang lima: Pertama, peliharalah masa hidupmu sebelum  datang masa kematianmu. Kedua, periharalah masa senggangmu sebelum datang masa sempitmu. Ketiga, periharalah masa kayamu sebelum datang masa miskinmu. Keempat, periharalah masa mudamu sebelum datang masa tuamu. Kelima, peliharalah masa sehatmu sebelum masa sakitmu”.

“Bagaimana jika aku ditegur di akhirat nanti karena aku tidak bersyukur? Alhamdulillah, Allah ‘menamparku’ saat aku masih hidup di dunia. Tidak terbayang bagaimana nanti jika aku baru sadar ketika aku sudah mati,” gumamnya dalam hati.
Latifa  Zapista
·         POJOK HUMOR

Seekor Katak yang Mendatangi Peramal
        “Seekor katak pergi menemui seorang peramal untuk mengetahui apakah dia beruntung dalam urusan asmara atau tidak.”
Peramal itu kemudian membaca telapak tangan si katak dan berkata, “Aku mempunyai kabar baik dan kabar buruk. Mau dengar yang mana dulu?”
Si katak ingin mendengat kabar baiknya terlebih dulu.
Peramal pun berkata, “Kamu akan bertemu seorang gadis cantik. Dia akan tertarik padamu dan ingin mengetahui segala sesuatu tentang dirimu. Dia ingin kamu terbuka padanya dan memberikan hatimu padanya.”
“Wah, itu hebat!” kata si katak. “Tapi, apa kabar buruknya?”
“Kamu akan bertemu dengannya di kelas biologi.”

Novia Larasati dan Haisyi Yaumal Israq

·         POJOK QUOTES

(1)
Penyakit autoimun bisa melumpuhkan fisik, tetapi tidak melumpuhkan cita-cita
-Autoimun Indonesia


(2)
Kupu –kupu itu berjuang terbang meski pilu. Sayap ungunya patah, namun tidak harapannya. Tak sedikit yang gugur diantaranya.
Gugur diantara warna – warni kelopak bermekaran, diantara hangatnya matahari pagi. Untuk sayap yang berjuang terbang, selalu ada cinta terselip disana. Jangan lelah dan terbanglah setinggi harapmu.

Intan Berliana Marianda dan Fayza Arini
Sumber : https://images.app.goo.gl/57TT6JihMHSLVUhx6


Post a Comment

Lebih baru Lebih lama